Skip to main content

Featured Post

Puluhan Tahun Berdiri di Kota GRESIK Yuk Simak Sejarahnya Berdirinya RSU Denisa??

Rumah Sakit Umum  Denisa Gresik awalnya berupa Rumah Bersalin dengan nama sama, yaitu Rumah Bersalin Denisa. Beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gresik tanggal 3 Juni 2003 dengan ijin pengelolaan Rumah Bersalin. RSU Denisa dibentuk oleh PT. Denisa Hanesti Pratama, suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Widatul Millah, SH pada tanggal 02 Juni 2005 di Gresik, dan telah disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM tanggal 08 Agustus 2005.Pada tahun 2006 RB Denisa mendapat ijin uji coba untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Ijin tersebut berupa Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tanggal 07 Maret 2006, untuk selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi RSU Denisa. Pada awal berdirinya rumah bersalin pada tahun 2003 hanya memiliki 1 dokter Spesialis Obgyn, 2 Dokter Spesialis Anak, Poli Spesialis, UGD 24 Jam, ruang bayi dan 10 Tempat Tidur rawat inap. Kemudian pada tahun 2

Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018

http://www.depkes.go.id/web/assets/images/article/Potret%20Sehat%20Indonesia%20dari%20Riskesdas%202018.jpeg 

SUMBER DEPKES.GO.ID  Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik). Terintegrasinya riset ini sangat penting karena dimungkinkan analisis yang lebih mendalam. Status kesehatan dan determinan kesehatan bisa dilihat dari faktor sosial ekonomi, sehingga informasi yang dihasilkan lebih komprehensif.

Data Riskesdas juga dapat digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), sehingga dapat diketahui perubahan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap level wilayah, dari tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.

Pengumpulan data Riskesdas yang dilakukan pada 300.000 sampel rumah tangga (1,2 juta jiwa) telah menghasilkan beragam data dan informasi yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia. Data dan informasi ini meliputi Status Gizi; Kesehatan Ibu; Kesehatan Anak; Penyakit Menular; Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi Mulut; Disabilitas dan Cidera; Kesehatan Lingkungan; Akses Pelayanan Kesehatan; dan Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Status Gizi

Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%.

Namun yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak tahun 2007 sebagai berikut 10,5% (Riskesdas 2007), 14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8% (Riskesdas 2018).

Kesehatan Ibu

Kesehatan ibu di Indonesia juga membaik terlihat dari meningkatnya proporsi pemeriksaan kehamilan dari 95,2% (Riskesdas 2013) menjadi 96,1%, proporsi pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3% (Riskesdas 2013) menjadi 86%, proporsi pemeriksaan kehamilan (k4) dari 70% (Riskesdas 2013) menjadi 74,1%, proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7% (Riskesdas 2013) menjadi 79,3%.

Sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang meningkat dari 32,1% (Riskesdas 2013) menjadi 37%.

Kesehatan Anak


Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9%. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2%.

Adapun proporsi berat badan lahir <2500 gram (BBLR) sebesar 6,2% dan proporsi panjang badan lahir <48 cm sebesar 22,7%. Penyakit Menular

Prevalensi penyakit menular seperti ISPA, malaria dan diare pada balita mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8% menjadi 4,4%, malaria turun dari 1,4% menjadi 0,4%, sama halnya dengan diare pada balita juga turun dari 18,5% menjadi 12,3%.

Penting untuk diperhatikan adalah prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4% dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6% menjadi 2%.

Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi Mulut

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.

Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi 3,3%. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1% menjadi 33,5% dan 0,8% mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.

Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, naik dari 1,7% menjadi 7%.

Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%.

Disabilitas dan Cidera


Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3% dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22%. Pada umur 60 ke atas 2,6% mengalami disabilitas berat dan ketergantungan total. Terjadi penurunan cidera yang terjadi dijalan raya yaitu dari 42,8% (Riskesdas 2013) menjadi 31,4%.

Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan terlihat dari pemakaian air per hari dan pengelolaan sampah. Dibandingkan dengan Riskesdas 2013, dirumah tangga pemakaian air < 20L per orang per hari turun dari 5% menjadi 2,2%. Untuk pengelolaan sampah, rumah tangga yang mengelola dengan membakar sebesar 49,5%.

Akses Pelayanan Kesehatan

Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan akses ke rumah sakit sebagai berikut; mudah 37,1%; sulit 36,9%; dan sangat sulit 26%. Analisis dilihat dari jenis transportasi, waktu tempuh dan biaya.

Pelayanan Kesehatan Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional Riskesdas 2018 dilihat dari pemanfaatan taman obat keluarga (toga), proporsinya sebesar 24,6%. Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional sedikit meningkat, dari 30,4% (Riskesdas 2013) menjadi 31,4%.

Data dan informasi hasil Riskesdas 2018 diatas adalah indikator Riskesdas yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Indikator yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas akan dirilis bersama dengan Badan Pusat Statistik. Data-data ini bersifat deskriptif, sedangkan analisis lebih detil akan dilaporkan secara khusus

Comments

Popular posts from this blog

Puluhan Tahun Berdiri di Kota GRESIK Yuk Simak Sejarahnya Berdirinya RSU Denisa??

Rumah Sakit Umum  Denisa Gresik awalnya berupa Rumah Bersalin dengan nama sama, yaitu Rumah Bersalin Denisa. Beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gresik tanggal 3 Juni 2003 dengan ijin pengelolaan Rumah Bersalin. RSU Denisa dibentuk oleh PT. Denisa Hanesti Pratama, suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Widatul Millah, SH pada tanggal 02 Juni 2005 di Gresik, dan telah disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM tanggal 08 Agustus 2005.Pada tahun 2006 RB Denisa mendapat ijin uji coba untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Ijin tersebut berupa Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tanggal 07 Maret 2006, untuk selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi RSU Denisa. Pada awal berdirinya rumah bersalin pada tahun 2003 hanya memiliki 1 dokter Spesialis Obgyn, 2 Dokter Spesialis Anak, Poli Spesialis, UGD 24 Jam, ruang bayi dan 10 Tempat Tidur rawat inap. Kemudian pada tahun 2

5 Cara untuk Mengatasi Sakit Pinggang Kecetit

  DokterSehat.Com – Masalah pada tulang belakang adalah gangguan kesehatan yang umum terjadi pada mereka yang berusia 30-50 tahun. Banyak orang menyebut gangguan ini dengan kecetit pinggang. Sementara dalam dunia medis nyeri kecetit pada pinggang disebut Spondilosis Lumbal. Meski gangguan ini umum terjadi, tahukah Anda obat sakit pinggang kecetit apa saja yang bisa digunakan? Mengenali Kecetit Pinggang Sebelum membahas mengenai obat sakit pinggang kecetit, perlu diketahui bahwa spondilosis lumbal diawali dengan bagian tulang belakang khususnya bagian pinggang–akan mengalami proses degenerasi seiring bertambahnya usia seseorang. Proses degenerasi ini akan diikuti dengan gangguan stabilitas tulang pinggang, struktur ligamen yang menebal, pengapuran tulang pinggang, dan penebalan sendi yang dapat menyebabkan penyempitan rongga sumsum saraf. Selain itu, proses ini akan berjalan perlahan dalam waktu bertahun-tahun lamanya hingga memunculkan gejala-gejala nyeri yang sangat mengganggu sa

5 Tanda Hamil Bayi Kembar yang Harus Anda Kenali

    DokterSehat.Com – Bagi beberapa pasangan, memiliki anak kembar merupakan dambaan. Kehamilan kembar sendiri dapat terjadi karena faktor genetik atau melalui proses bayi tabung. Selain itu, kehamilan kembar juga memiliki tanda khusus, apa saja tanda hamil bayi kembar tersebut? Mengenali Tanda-Tanda Hamil Bayi Kembar Pada dasarnya ciri kehamilan secara umum tidak jauh berbeda, hanya saja terdapat beberapa hal yang mungkin lebih terasa saat Anda mengandung anak kembar. Pada umumnya, ciri-ciri bayi kembar bisa diketahui sejak trimester pertama. Berikut adalah tanda hamil bayi kembar yang umum terjadi, di antaranya: 1. Kadar hCG yang tinggi Tanda hamil bayi kembar yang pertama adalah meningkatnya kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan ketika memasuki awal kehamilan. Kadar hCG yang tinggi dari kehamilan pada umumnya, biasanya menandakan bahwa Anda sedang mengandung anak kembar. Namun, tingginya kadar hCG juga dapat dihasilkan pada ibu yang